click to enable zoom
loading...
We didn't find any results
open map
View Roadmap Satellite Hybrid Terrain My Location Fullscreen Prev Next
Your search results

Pesona Kota Wonosobo Yang Wajib Anda Ketahui

Posted by admin on 21 May, 2024
0

Kota Wonosobo terkenal sebagai daerah yang memiliki hawa sejuk. Hal ini tidaklah mengherankan karena memang secara geografis sebagian besar wilayah Wonosobo merupakan area pegunungan. Tipografi daerah Wonosobo dikelilingi oleh gunung-gunung di bagian timur, dataran tinggi di bagian utara dan waduk di bagian selatan. Jadi, tidak mengherankan jika Wonosobo kaya akan keindahan alam pegunungan yang eksotis.

Tempat wisata Wonosobo menyajikan destinasi menarik dan rekomended dengan pesona alam yang luar biasa. Tidak hanya Dieng saja, namun kota yang dijuluki kota bunga ini juga menyajikan tempat wisata menarik. Mulai dari gunung, air terjun, kebun teh, dan masih banyak yang lainnya.

Tak heran jika daerah yang memiliki buah carica sebagai komoditas khas ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit para pelancong baik dari dalam provinsi, luar provinsi, bahkan hingga luar negeri. Berikut ini daftar wisata Wonosobo yang paling indah dan memesona yang telah dirangkum oleh berbagai sumber:

Geografis

Sebagian besar area Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter), Telaga Menjer, dan Danau Cebong. Di sebelah selatan wilayah dataran rendah Wonosobo, terdapat Waduk Wadaslintang.

Baca juga : 8 Makanan Khas Wonosobo

Ibu kota Kabupaten Wonosobo berada di tengah-tengah daerah kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali Serayu. Wonosobo dilintasi jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto.

Kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan, 29 kelurahan, dan 236 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 858.273 jiwa dengan luas wilayah 981,41 km² dan sebaran penduduk 874 jiwa/km².

Perekonomian

Perekonomian Wonosobo di dominasi oleh pertanian, perdagangan dan industri pengolahan.

Sayuran

Wonosobo adalah daerah dengan keadaan tanah yang begitu subur sehingga banyak sekali tanaman yang dapat tumbuh contohnya adalah sayuran. Mulai dari dataran tinggi Dieng sampai Kaliwiro (yang merupakan wilayah rendah) terdapat banyak sekali sayuran. berbagai macam sayuran dapat tumbuh seperti, kubis, kentang, seledri, daun kocai, sawi, mentimun, bayam, terong, cabai, kangkung, dan masih banyak tumbuhan yang termasuk jenis sayuran lain.

Buah-buahan

Di wilayah yang dijuluki kota dingin ini juga dapat tumbuh berbagai buah-buahan. Adapun buah yang dapat tumbuh adalah pisang, pepaya, durian, mangga, jambu, duku, rambutan, buah naga, nanas, kelengkeng, stroberi, anggur, manggis, dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa buah-buahan yang tumbuh di dalam tanah yaitu singkong dan ubi jalar. Salah satu yang menjadi Buah Khas di Wonosobo adalah buah carica (Vasconcellea cundinamarcencis), buahnya mirip buah pepaya akan tetapi memiliki tekstur yang lebih keras sedikit dan ukurannya lebih kecil.

Budaya

Kenapa Wonosobo disebut Soul of Java?
Wonosobo menjadi “The Soul of Java” karena sejarah menunjukkan bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal budaya Jawa. Sejarah menunjukkan bahwa kebudayaan di Wonosobo sudah berkembang di abad 8, lebih awal dari pembangunan Candi Borobudur dan Prambanan.

Tari Lengger Wonosobo

Dilansir dari disparbud.wonosobokab.go.id, Tari Lengger tepatnya berasal dari Dusun Giyanti, Kecamatan Selomerto, Wonosobo yang dikembangkan sejak tahun 1910 oleh Bapak Gondowinangun, lalu mulai dikembangkan lagi pada tahun 1970-an oleh Ki Hadi Soewarno. Istilah Lengger memiliki pengertian tledhek laki-laki yang berasal dari kata “eling ngger”, “eling” artinya ingat dan “ngger” artinya sebutan untuk seorang anak. Sehingga fungsi dari tarian lengger adalah mengingatkan seorang anak pada kebesaran Tuhan-Nya. Maksud dari tarian ini bertujuan untuk memberikan pesan dan nasihat agar setiap orang dapat mengajak dalam menyingkirkan keburukan dan membela kebenaran.

Pariwisata

Tempat wisata Wonosobo menyajikan destinasi menarik dan rekomended dengan pesona alam yang luar biasa. Tidak hanya Dieng saja, namun kota yang dijuluki kota bunga ini juga menyajikan tempat wisata menarik. Mulai dari gunung, air terjun, kebun teh, dan masih banyak yang lainnya.

1. Dieng Plateau Theater

Dieng Plateau Theater merupakan tempat wisata yang harus Anda kunjungi jika berwisata ke Dieng. Bagaimana tidak, Anda bisa menonton film mengenai sejarah dan latar belakang dataran tinggi Dieng. Dengan begitu nantinya jika Anda mengunjungi tempat wisata lainnya, maka sudah punya pengetahuan terlebih dahulu.

Tempat ini juga cocok  bagi Anda yang berkunjung dengan membawa anak-anak. Sebab anak-anak dapat menonton film dokumenter seputar sejarah maupun latar belakang tempat-tempat wisata yang terdapat di Dieng.

2. Telaga Warna

Rasanya belum lengkap jika berlibur ke Dieng, tetapi tidak ke Telaga Warna. Secara administratif, Telaga Warna berada di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, berbeda dengan komplek Candi Arjuna yang berada di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara. Namun demikian, jarak antara dua daya tarik wisata ini tidak terlalu jauh. Salah satu keistimewaan telaga warna ialah warna airnya yang bisa berubah-ubah karena kandungan belerang yang cukup tinggi.

Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan Telaga Warna secara langsung, berikut beberapa caranya :

MELIHAT KILAU TELAGA WARNA DARI DEKAT

Bagi Anda yang memiliki rasa ingin tahu kondisi air Telaga Warna dari dekat, silakan masuk melalui pintu utama. Setelah membayar tiket, Anda dapat menyusuri jalan setapak yang tersedia sembari menikmati udara segar dan kilauan air yang terterpa cahaya matahari. Apabila air di telaga sedang surut, Anda dapat menginjak tanah yang sekaligus dasar danau.

MENIKMATI TELAGA WARNA DI ATAS BATU BESAR

Salah satu spot favorit wisatawan untuk menikmati Telaga Warna ialah bukit ratapan Angin. Lokasinya terletak di belakang Dieng Plateau Theatre. Di sini, Anda dapat bergaya di atas batu besar berlatar telaga warna dan telaga pengilon. Spot foto di sini sangat instagramable.

MENIKMATI TELAGA WARNA DARI PUNCAK BUKIT

Tak jauh dari gerbang utama Telaga Warna, terdapat Wana Wisata Petak 9. Bagi Anda yang menyukai hiking, Anda dapat memilih jalur ini. Sesampainya di puncak Bukit Sidengkeng, Anda dapat menyaksikan keindahan Telaga Warna dengan nuansa berbeda dari Bukit Ratapan Angin. Spot ini menjadi favorit para fotografer.

3. Gunung Prau

GUNUNG Prau telah menjadi gunung favorit banyak pendaki di Jawa Tengah. Sebab, keindahan Gunung Prau sukses membuat siapapun rindu. Sebagian besar pendaki menyebut, lanksap matahari terbit di Gunung Prau menjadi yang terbaik se-Asia Tenggara.

Gunung Prau berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah dan merupakan tapal batas antara empat kabupaten. Yaitu Kabupaten Batang, Kendal, Temanggung, dan Wonosobo. Ketinggian Gunung Prau mencapai 2.565 mdpl dan termasuk gunung yang ramai pendaki pemula.

Bulan Juli hingga Agustus adalah waktu terbaik untuk mendaki Gunung Prau. Cuaca pada tiga bulan ini sedang cerah-cerahnya. Pendaki dapat menikmati suasana matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset). Bila siang hari, terhampar langit biru bersih tanpa awan.

Selain tiga bulan ini, pendaki tetap bisa mendaki, kok. Hanya saja cuacanya tidak secerah Juli hingga Agustus. Sesekali turun kabut bahkan hujan bila sudah memasuki bulan November atau Desember sehingga mempersulit pendakian.

Yang harus diperhatikan bila mendaki pada Juli hingga Agustus, waspadai suhu dingin. Sebab saat itu sudah masuk musim kemarau. Saking dinginnya, suhu udara bisa di bawah 0 derajat celcius. Bahkan bisa membentuk embun es.

Untuk mencapai basecamp Gunung Prau di Dieng atau Patakbanteng, wisatawan juga dapat memakai kendaraan umum. Di Terminal Mendolo, Kota Wonosobo, sudah ada sederet bus mikro yang mengangkut pendaki ke langsung kedua basecamp ini alias tanpa ngetem di sejumlah titik.

4. Tuk Bimalukar

Di Dataran Tinggi Dieng, ada beberapa sumber mata air yang disakralkan. Salah satunya adalah Tuk Bima Lukar. Tidak terlalu sulit menemukan mata air ini. Jika Anda datang dari arah Wonosobo, mata air ini terdapat di sisi sebelah kanan gapura selamat datang di Dieng.

Tuk Bima Lukar merupakan salah satu mata air yang menjadi sumber aliran Sungai Serayu. Keberadaan mata air ini dikaitkan dengan sosok Bima, salah satu anggota Pandawa Lima.

5. Bukit Sikunir

Bukit Sikunir menjadi bagian tak terpisahkan dari dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Seperti halnya Gunung Prau, bukit ini juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.

Bukit ini terbilang mudah untuk pendakian sampai ke puncak. Wisatawan yang datang hanya perlu memakan waktu 30-45 menit untuk sampai ke puncak bukit. Jadi jika kamu mendaki pukul 05.00 WIB pun, golden sunrise Bukit Sikunir tetap bisa kamu lihat.

6. Agro Wisata Tambi

Rindu suasana pedesaan, sejuknya udara pegunungan dan hamparan pemandangan hijau sejauh mata memandang? Agrowisata Kebun Teh Tambi Wonosobo cocok jadi tujuan liburanmu berikutnya. Kebun Teh Tambi lokasinya di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Kebun teh Tambi jika dari pusat kota Wonosobo sekitar Alun-alun Wonosobo berjarak sekitar 15 Km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum seperti mikrobus dari terminal Mendolo.

7. Curug Sikarim

Destinasi ini menawarkan keindahan alam dengan air terjun setinggi 105 meter. Bahkan, pemandangan di sekitar jalan menuju Curug Sikarim sempat mendapat julukan Swiss van Java.

Curug Sikarim merupakan salah satu wisata air terjun yang letaknya berada di dataran tinggi Dieng wonosobo tepatnya masuk ke wilayah Sembungan, Kejajar, Wonosobo.

Panorama perbukita di sekeliling air terjun juga makin menawan saat kabut datang. Seolah, Curug Sikarim berada di atas awan. Sebagai info, jalan menuju ke Curug Sikarim dari Desa Sembungan kondisinya ekstrem, meski hanya sekitar 10 menit.

8. Telaga Menjer

Selain Telaga Warna, Wonosobo juga punya telaga sejuk nan syahdu di kaki pegunungan Dieng. Telaga Menjer namanya. Telaga ini terletak di Desa Maron, Kecamatan Garung, hanya sekitar 8 km dari pusat kota Wonosobo. Telaga Menjer disebut-sebut sebagai danau terluas di kaki Dieng dengan kedalaman mencapai 45 meter. Beberapa sumber menyebutkan jika Telaga Menjer terbentuk dari letusan Gunung Pakuwaja. Selain sebagai tempat wisata, telaga juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air. Jika ingin melihat keindahan Telaga Menjer dari ketinggian, pengunjung dapat mendaki bukit Seroja yang terletak di tepi telaga.

9. Paralayang Lengkong

Bukit Kekep sendiri terletak di Desa Lengkong, Kecamatan Garung yang berjarak sekitar 10 Km dari pusat kota Wonosobo. Bukit Kekep saat ini menjadi destinasi wisata populer bagi kalangan yang ingin merasakan sensasi terbang diatas daratan Wonosobo.

Di Bukit Kekep menawarkan daya tarik wisata terbang dari atas ketinggian menggunakan paralayang. Wistawan juga akan disuguhi dengan panorama hijau alam Wonosobo di bawahnya.

Bagi wisatawan yang ingin memacu adrenalin dengan menaiki paralayang dari Bukit Kekep tentunya tak perlu khawatir, pasalnya karena wahana satu ini sudah difasilitasi dengan perlengkapan yang lengkap.

Hal utama yang akan dinikmati saat menaiki paralayang yakni menyaksikan keindahan alam dari ketinggian Bukit Kekep.

Di Bukit Kekep menawarkan daya tarik wisata terbang dari atas ketinggian menggunakan paralayang. Wistawan juga akan disuguhi dengan panorama hijau alam Wonosobo di bawahnya.

Bagi wisatawan yang ingin memacu adrenalin dengan menaiki paralayang dari Bukit Kekep tentunya tak perlu khawatir, pasalnya karena wahana satu ini sudah difasilitasi dengan perlengkapan yang lengkap.

Hal utama yang akan dinikmati saat menaiki paralayang yakni menyaksikan keindahan alam dari ketinggian Bukit Kekep.

10. Wisata Religi Deroduwur

Desa Deroduwur berada di lereng Gunung Bisma dan dataran tinggi Dieng. Di sini terdapat wisata religi berupa Makam KH. Asy’ari, KH. Muntaha dan KH. Mustahal. Potensi wisata lainnya ialah kerajinan berupa kaligrafi, grafir, miniatur kapal, las; kuliner berupa dodol waluh jipang, jahe instan, combro goreng, nasi jagung, tiwul; dan kesenian berupa tari Kuda Kepang dan Bambu Runcing.

Salah satu hal menarik dalam rangkaian agenda itu  bertajuk “Pethuk Gunungan”. Dimana gunungan yang dibuat dari tiap dusun yang ada di Desa Deroduwur (dusun Buntu, Melikan, Bululawang, dan Deroduwur) dipertemukan dilapangan Sabrangan.

Sebelum dipertemukan, gunungan berisi sayuran, buah, palapendem, dan hasil bumi lainnya itu diarak mengelilingi desa dalam  karnaval oleh para petani desa. Kreativitas warga dalam menata aneka sayuran dan buah-buahan yang disusun menyerupai sebuah gunung menjadi sebuah pemandangan menarik untuk diabadikan pengunjung.

11. Pasar Budaya Projo Buritan

Pasar Projo Buritan adalah pasar tradisional yang berdestinasi bambu. Hawa mistik hutan bambu pada pasar ini diubah menjadi suasana yang sejuk, karena tempatnya yang tinggi dan di tengah rimbunan pohon bambu yang menjadi daya tarik pasar tradisional ini. Pasar yang berlokasi di Desa Mudal, Kecamatan Mojotengah, mengusung konsep lawas yang hanya buka pada setiap hari Minggu. Pasar ini menggunakan sistem jual beli yang masih sangat tradisional, yaitu dengan menggunakan kepeng atau sebilah bambu yang dipotong kecil berbentuk jajar genjang. Kepeng ini dibandrol dengan harga Rp 2.000 per kepeng.

Di Pasar Projo Buritan lah nantinya Anda akan merasakan suasana pasar pada jaman dulu. Di tempat ini, Anda terasa kembali ke tempo dulu dengan menikmati jajanan tradisional, seperti bubur sumsum, gethuk, kemplang, dan sebagainya. Anda juga bisa menikmati alam hutan bambu yang masih hijau dan asri, sekaligus Instagramable untuk spot foto. Bahkan Anda bisa mencoba permainan tradisional masa kecil seperti ayunan, halang rintang, jungkat-jungkit, dan lain-lain.

12. Pemandian Air Panas Kalianget

Taman Rekreasi Kalianget ini terletak di Jalan Dieng No. 114, Kalianget, Kecamatan Wonosobo, tempat ini merupakan pilihan ideal untuk liburan keluarga, hanya berjarak 3 Km dari alun-alun Wonosobo.

Taman Rekreasi Kalianget menawarkan pengalaman berendam dengan sensasi air hangat dan dingin. Kedua kolam ini terletak di area yang berbeda dengan harga tiket masuk yang berlainan.

Kolam air hangat ini mengandung belerang yang tinggi dan dapat membantu penyembuhan penyakit kulit serta masalah kesehatan lainnya.

13. Kolam Renang Mangli

Tempat ini menjadi wisata favorit baru masyarakat Wonosobo untuk menikmati air kolam renang yang segar dan asli dari mata air Mangli. Gelanggang Renang Mangli ramai pengunjung setelah dibuka pada akhir tahun kemarin tepatnya 31 Desember 2022 lalu.

 

Kolam Renang Mangli terletak di Kenteng, Kejiwan, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. Berjarak sekitar 2 km dari pusat kota dan dapat ditempuh sekitar 5 menit perjalanan. Kolam Renang Mangli berasal dari sumber mata air pegunungan yang pastinya memberikan sensasi yang segar. Kolam Renang Mangli memiliki kolam renang dewasa dan anak serta telah dilengkapi dengan kamar ganti, perosotan, penyewaan pelampung dan baju renang, dan spot foto.

14. Alun-alun

Alun-alun yang menjadi tempat berkumpulnya para wisatawan ini cocok kamu singgahi sembari beristirahat. Hampir selalu ramai setiap harinya alun-alun ini sempat menjadi alun-alun terindah dan terbersih di Pulau Jawa loh. Di sana kamu bisa menikmati banyak kuliner karena ada banyak penjual kaki lima dan street food enak, dan tentunya dengan harga yang terjangkau ya.

Untuk destinasi wisata Alun-alun Wonosobo ini kamu tidak akan diminta uang tiket loh, karena untuk berkunjung ke sini memang gratis ya, walau begitu tempatnya tetep recommended untuk kamu kunjungi.

Lokasinya ada di  pusat kota sehingga mudah untuk kamu kunjungi, tepatnya ada di Jl. Pemuda No.2, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. tapi buat kamu yang juga masih bingung rutenya juga bisa loh mengaksesnya di google maps. Mereka beroperasi selama 24 jam nonstop ya.

15. Gerbang Mandala Wisata

Terletak di rest Area Mendolo Wisata, Taman Ijo, Bumireso. Setiap akhir pekan, Dieng dan destinasi wisata 5 Dieng Baru yang dibangun Pemkab Wonosobo mampu menjadi magnet untuk menyedot kunjungan wisatawan.

Kini Gerbang Mandala Wisata telah terbuka, bus-bus besar yang membawa rombongan wisatawan bisa masuk ke gerbang untuk mendapatkan layanan berbagai informasi, termasuk oleh-oleh. Selanjutnya, armada-armada yang ada akan mengantar wisatawan ke tempat tujuan wisata, seperti Dieng dan destinasi 5 Dieng Baru.

16. Perkebunan Teh Bedakah

Wisata Kebun Teh Bedakah yang berada di Desa Tlogomulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo pada ketinggian 1300 mdpl. Sembari memetik teh, pengunjung dapat menikmati pemandangan pusat Kota Wonosobo, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Kembang, Gunung Cilik, Gunung Bismo dan Gunung Slamet.

Desa Tlogomulyo juga menawarkan paket wisata lengkap seperti fun off road, naik kano di Telaga Bedakah, air terjun, pendakian Gunung Sindoro via Bedakah, wisata edukasi, dll. Rasakan sensadi seruput teh hitam sambil duduk santai  di pinggir Telaga Bedakah yang indah.

17. Sinsu Edupark

Sinsu Park adalah tempat wisata baru di Wonosobo yang mengusung sebuah taman bermain yang luas dengan hiasan panorama Gunung Sindoro dan Sumbing.

Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penamaan Sinsu, yang merupakan akronim dari Sindoro dan Sumbing. Dimana kedua gunung tersebut merupakan gunung yang cukup populer di Jawa Tengah.

Tempat wisata edukasi yang satu ini terbilang cukup baru, karena usianya belum 5 tahun. Meski lokasinya berada di lereng gunung, senantiasa ramai dikunjungi keluarga apalagi disaat liburan tiba.

Sinsu Park atau Taman Sindoro Sumbing merupakan taman bermain dan edukasi bagi keluarga. Panorama alam sekitar Sinsu Park sungguh indah dengan udara sejuk khas pegunungan. Lokasinya sangat strategis di pinggir Jalan Raya utama arah Wonosobo dari Temanggung tepatnya di Jalan Sindoro Sumbing KM 17, Desa Reco, Kecamatan Kertek. Parkirnya luas, resto dan kafe dengan harga terjangkau, gazebo-gazebo tempat bersantai, taman dan playground yang luas. Cocok untuk berkemah, gathering, outbound, hingga wedding.

18. Taman Rohani Anggrung Gondok

Taman Rohani Anggrung Gondok atau Taroanggro terletak di lereng Gunung Sindoro, tepatnya di Jl. Raya Parakan – Wonosobo, Anggrunggondo, Reco, Kec. Kertek. Taroanggro merupakan lokasi wisata rohani bagi umat Katolik. Di kompleks Taro Anggro terdapat rute Jalan Salib, Goa Adorasi Sakramen Maha Kudus, Kapel, dan Altar Salib Suci untuk misa.

19. Pasar Budaya Kumandang

Pasar Kumandang Wonosobo, pasar yang berada di tengah hutan dengan pemandangan yang asri dan udara yang segar, termasuk salah satu pasar digital di Indonesia. Disebut sebagai pasar digital karena media promosinya menggunakan media digital yang dapat menjangkau masyarakat luas. Merupakan hasil dari kemandirian masyarakat , para pembaharu desa yang bekerjasama dengan GenPI Jateng Kabupaten Wonosobo, diprediksi memiliki masa depan cerah.

Pasar ini sangat unik karena menyajikan nuansa jawa dimana warung-warung , tempat duduk dan ornamen-ornamen lainya terbuat dari bambu yang membuat nya berbeda dengan pasar tradisional lain. Menjual berbagai macam makanan & minuman tradisional, souvernir khas jawa dan mainan tradisional yang sudah hampir jarang ditemui dikehidupan modern sepeti sekarang. Dan penjual disana memakai pakaian adat yaitu kebaya dan lurik.

Terletak di Dusun Bongkotan, Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Wonosobo sekitar 15 kilometer dari pusat kota. Setelah sampai lokasi, untuk menuju ke pasarnya harus berjalan melewati jalan setapak dengan hiasan bambu di pinggir-pinggirnya. Dari situ sudah terdengar nyanyian jawa diiringi dengan alat musik kenthongan yang menambah nuansa tradisional nya semakin terasa. Keunikan yang lainya yaitu mata uang keping. Di pasar ini, alat tukarnya menggunakan mata uang keping berbentuk bulat yang terbuat dari batok kelapa. Sebelum masuk lokasi harus menukarkan uang rupiah dengan uang keping ini. Satu uang keping sama dengan dua ribu rupiah. Pasar Kumandang hanya buka di hari Minggu mulai pukul 6 pagi.

Beberapa peraturan yang terdapat di Pasar Kumandang yaitu tidak boleh ada kemasan plastik. Untuk yang ingin membawa souvernir atau makanan tradisional bisa menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu. Peraturan yang kedua yaitu diwajibkan menggunakan bahasa jawa selama berada disini. Selain itu, dilarang merokok kecuali ditempat yang sudah disediakan untuk merokok agar tidak mengganggu pengunjunga lainya. Di Pasar Kumandang juga mengharuskan penjualnya memasak menggunakan tungku dengan berbahan bakar arang atau kayu bakar, unik ya!

20. Pasar Budaya Ting Njanti

Pasar Ting Njanti terletak di Dusun Giyanti, Desa Kadipaten, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.

Nuansa tradisional dengan menu jajanan tempo doeloe disajikan untuk menggugah nostalgia pengunjung pasar. Lampu Ting atau lentera menjadi tetenger atau ciri khas pasar ini. Lentera akan dinyalakan saat pasar dibuka pada hari Sabtu mulai pukul 17.00. Setiap satu jam sekali ada semacam flash mob tradisional dengan membunyikan kentongan, piring, panci atau gamelan secara serentak yang dilakukan para pedagang dan penjaga pasar. Menarik bukan?

Dusun Giyanti menyimpan kisah sejarah yang kental dan panjang. Peristiwa Palihan Nagari (pembelahan wilayah Mataram) menjadi dua wilayah, yaitu Surakarta dan Yogyakarta hingga akhirnya menelurkan Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menjadi jalinan cerita yang melatarbelakangi berdirinya pemukiman yang jauh dari keramaian ini. Orang-orang di Yogyakarta yang tak tahan dengan perlakuan semena-mena penjajah Kompeni Belanda akibat dari Perjanjian Giyanti akhirnya memutuskan mengungsi dan melarikan diri ke tempat ini. Tumenggung Mertalaya bersama 2 orang kompatriotnya, Ki Monyet dan Ki Mranggi, bersepakat memberi nama pemukiman itu menjadi Dusun Giyanti yang diambil dari nama tempat dimana perjanjian Giyanti disepakati.

Era perubahan akan tatanan kehidupan baru telah berhembus di dusun Giyanti dengan lahirnya Pasar Ting Njanti. Namun wasiat para leluhur untuk selalu mengingat dan mematuhi tuntunan Sang Pencipta, menjunjung budi pekerti luhur serta mengupayakan kelestarian adat dan budaya hendaklah harus terus digaungkan dan dilestarikan. Budaya tradisi tahunan Nyadran dan Tari Topeng Lengger selayaknya tetap mendapat tempat dan menjadi ikon dusun Giyanti. Hal ini akan menjadi pembeda dari pasar-pasar digital berkonsep tradisional yang sudah lebih dulu muncul di tempat lain.

21. Wisata Kopi Bowongso

Desa Bowongso, kecamatan Kalikajar, kabupaten Wonosobo dikenal sebagai desa penghasil kopi jenis Arabika. Kopi Arabika tersebut ditanam di lereng Sumbing pada ketinggian sekitar 1450 mdpl dan berada pada satu area pertanian tembakau, sehingga memiliki aroma dan rasa yang khas. Silakan berkunjung ke rumah Kelompok Tani Bina Sejahtera. Di sinilah, kopi Bowongso diolah, diroasting, hingga dikemas.

22. Sentral Durian Wilayu

Desa Wisata Wilayu merupakan salah satu destinasi wisata di Wonosobo sebagai sentral buah durian yang mulai naik daun.

Berkunjung ke Desa Wisata Wilayu sebagai penghasil durian tak akan mengecewakan, sebut saja durian Lenjeh dan durian Montong menjadi durian unggulan yang tak kalah dengan durian beken lainnya.

Apabila kamu berkunjung pada saat momen yang tepat, Desa Wisata Wilayu juga akan mengadakan festival durian untuk memamerkan kualitas buah yang berhsil dihasilkan.

Namun selain menawarkan durian unggulan, Desa Wisata Wilayu juga memiliki arena river tubing yang patut untuk dicoba.

Sepanjang aliran Sungai Semagung akan membawamu dalam tantangan yang menyenangkan, ukuran sungai tak terlampau besar, namun memiliki medan dan aliran sungai yang cukup menantang.

Apabila kamu pemula, kamu tak perlu khawatir karena sepanjang perjalanan kamu akan dibekali teknik oleh lokal guide profesional yang siap membawamu berlabuh. Bicara soal keamanan juga sudah sesuai standar, para pengunjung diwajibkan untuk memakai pelampung, helm serta piranti keamanan yang lainnya.

Jarak tempuh river tubing yaitu sekitar 2 km dengan durasi perjalanan selama 30 menit sampai dengan 1 jam. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh pengelola wisata sudah cukup memadai yaitu seperti area parkir, toilet umum, musala, warung makan dan lain-lain.

Desa Wisata Wilayu berada di Wanalaba, Wilayu, Kec. Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dari pusat kota Wonosobo dapat ditempuh dalam 11 menit baik menggunakan kendaraan roda dua dan juga roda empat. Lokasi dari Desa Wisata Wilayu sendiri terletak di Wanalaba, Wilayu, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

23. River Tubing Selingan

Merencanakan liburan lebaran ke Wonosobo? Sempatkan untuk singgah ke desa wisata Sendangsari di Garung, Wonosobo, Jawa Tengah. Selain wisata edukasi, terdapat wahana river tubing yang jadi andalan, dan cocok untuk kamu yang berjiwa petualang maupun keluarga. Tubing Ceria Dewi Sri, namanya.

Terletak di jalur sungai Serayu, river tubing ini mempunyai dua jalur tubing, yaitu tubing Serayu dan Wanganaji. Panjang track tubing Serayu kurang lebih 2 kilometer, sedangkan untuk jalur Wanganaji sepanjang kurang lebih 1 kilometer.

24. Bukit Beser

Destinasi Wisata Unggulan Desa Lipursari kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, yang menyajikan keindahan alam pegunungan selatan wonosobo sekaligus arah sebaliknya yaitu pemandangan pedesaan sekitar hingga perkotaan di Wonosobo yang akan semakin indah pada saat malam hari ketika lampu perkotaan menjadi kabut berbaur emas (lampu perkotaan). di pagi hari wisatawan juga disuguhi sunrise yang menawan terlebih lagi di sediakan menara pandang dengan ketinggian 10 meter untuk menikmati sunrise sekaligus menikmati hembusan angin pegunungan.

25. Curug Winong

Kabupaten Wonosobo memiliki cukup banyak tempat wisata yang masih alami dan tersembunyi, Curug Winong misalnya meski sudah ada sejak lama namun pengelolaannya masih belum sempurna.

Inilah yang membuat Curug Winong kurang mendapat perhatian dari wisatawan umum, hanya dikunjungi oleh mereka yang menyukai wisata alam nan menantang.

Lokasi Curug Winong berada di Desa Winongsari, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Rute menuju Curug Winong jika berangkat dari sekitar Alun-Alun Wonosobo ialah dengan menuju Jl. Merdeka, lalu belok kanan ke Jl. Sabuk Alu. Belok kanan kembali untuk tiba di Jl. Kyai Muntang dan belok kiri ke Jl. Ajibarang Secang. Akses jalan menuju Curug Winong semakin lama semakin mengecil, maka sebaiknya menggunakan motor saja. Selain itu kurangnya petunjuk jalan mengharuskanmu untuk senantiasa bertanya pada warga sekitar. Estimasi waktu yang harus ditempuh sekitar 30 menit dengan jarak tempuh kira-kira 16 km. Paling bener jika datangnya rombongan, agar suasana semakin seru dan menyenangkan.

Waktu terbaik mengunjungi Curug Winong ialah di pagi hari, karena akses jalan dan juga area Curug atau Air Terjun Winong belum dilengkapi dengan penerangan yang memadai. Tiket masuk Curug Winong sangat murah meriah, kamu hanya perlu membayar sebesar Rp. 2.000,- saja per orangnya.

26. Agro Wisata Tanjungsari

Kalau Anda pernah berkunjung ke area puncak Bogor, seindah itulah pemandangan yang akan Anda nikmati di Agrowisata Tanjungsari Wonosobo. Letaknya berada di lereng Gunung Sindoro sehingga wajar jika suasana udara di sini sangat sejuk dan menyegarkan. Sangat cocok buat Anda yang memiliki kesibukan padat di kota-kota besar.

Kebun teh ini dibuka setiap hari selama 24 jam sedangkan area taman rekreasi dibuka mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Suasana di Tanjungsari lebih hangat karena berada di ketinggian 800 mdpl dibandingkan Agrosiwata Tambi wonosobo yang ada di ketinggian 1.400 mdpl.

Bagi Anda yang bosan sekali dengan hiruk pikuk kendaraan di lingkungan perkotaan, berkunjung ke Agrowisata Tanjungsari bisa menjadi solusi yang tepat. Karena Anda bisa sejenak menenangkan pikiran dan menyegarkan mata Anda melalui pemandangan kebun teh hijau. Kawasan perkebunan teh ini tergolong cukup luas, sehingga membuat Anda lebih mudah dan bebas untuk melakukan pemotretan di kawasan ini. Dengan latar belakang perkebunan teh, membuat aksi fotografi Anda menjadi lebih sempurna.

27. Bukit Selfie Ropoh

Desa Ropoh merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang memiliki luas 812,887 hektar ini memiliki kontur yang berbukit-bukit karena terletak di kaki Gunung Sumbing. Wonosobo terkenal akan bentang alamnya berupa dataran tinggi. Desa Ropoh sebagai salah satu desa yang memiliki bentang alam cukup beragam terutama pegunungan, dataran tinggi, curug dan hutan pinus. Daya tarik desa Ropoh tidak hanya berupa keindahan alam namun juga keberagaman seni dan budayanya.

Beberapa produk makanan khas Ropoh juga telah  dikembangkan seperti nasi jagung dan teh pinus. Untuk itu, perlu dilakukan pengkajian potensi masalah kepariwisataan yang bertujuan untuk melakukan perencanaan Desa Wisata Ropoh. Pengembangan pariwisata suatu daerah didasarkan pada daya tarik wisata daerah tersebut. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata. Atraksi wisata yang ditawarkan oleh Desa Ropoh adalah keindahan alam berupa pegunungan, dataran tinggi, curug dan bukit selfie. Selain itu, terdapat wisata budaya berupa kesenian-kesenian seperti ketoprak, wayang, Lengger, Jatilan, Kubro Siswo, Dayak dan lain-lain.

28. Gunung Sahru

Terletak di kecamatan paling ujung bagian selatan Kabupaten Wonosobo, kira-kira berjarak 35 km dari pusat kota, tepatnya di Dusun Wonosroyo, Desa Tempurejo Kecamatan Kalibawang, baru-baru ini melaunching obyek wisata baru yang diberi nama Obyek Wisata Gunung Saru Indah.

Di sepanjang perjalanan ke Gunung Sarru anda akan melihat Pinus dan view Gunung Sindoro serta Sumbing. Gunung Sarru yang terletak tidak jauh dari Gunung Lanang ini merupakan objek wisata baru yang dibuka pada medio 2016 lalu. Selain menyediakan camping ground, kamar mandi, dan kemudahan aksesnya, Gunung Sarru juga menampilkan view  jajaran Gunung di Jawa Tengah diantaranya Sindoro, Sumbing, Ungaran dan merapi. Selain itu, disini juga terdapat Outbond area yang cukup luas. Lagi-lagi, hanya dengan sepuluhribu rupiah, beragam spot menarik bisa anda nikmati sepuasnya.

29. Gunung Lanang

Gunung Lanang merupakan objek wisata baru yang diresmikan sekitar satu tahun yang lalu. Objek wisata ini berada di Desa Mergolangu, Kalibawang sekitar 30 kilometer dari alun-alun Kota Wonosobo. Selain bisa melihat sunrise, Gunung Lanang juga menyuguhkan view Waduk Wadas Lintang yang berada di ujung Selatan Kabupaten Wonosobo. Untuk menuju ke Gunung Lanang dari alun-alun Wonosobo bisa mengambil arah Magelang, sampai di alun-alun Sapuran kemudian bisa belok kiri menuju Desa Kalibawang.

Gunung yang memiliki ketinggian 1.105mdpl ini memiliki trek yang ringan dan hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai di Puncak. Dilengkapi dengan camping ground, kamar mandi, dan warung Soto khas Desa Mergolangu yang disajikan dengan batok kelapa, anda akan terpuaskan saat ke sana.

30. Lubang Sewu

Membentang tinggi di tepian waduk Wadaslintang, dengan kontur yang terjal dan tidak merata, adalah tebing kapur unik yang pesonanya belum banyak diketahui wisatawan.

Dikenal dengan nama Lubang Sewu, tempat ini menawarkan keindahan alami bebatuan kapur yang berukuran besar dan memiliki lubang-lubang unik di permukaannya.

Dari sanalah nama Lubang Sewu berasal, di mana ”sewu” berarti seribu dalam bahasa Jawa. Nama ini mendeskripsikan banyaknya lubang-lubang alami yang terbentuk di dinding kapur tersebut.

Bagi kamu yang ingin berkunjung, ada baiknya jika kamu mencari tahu dulu kapan waktu yang tepat untuk menikmati pesona Lubang Sewu. Pasalnya, ketika musim hujan tiba, ada kemungkinan air waduk akan meluap dan membanjiri area Lubang Sewu. Tentu saja, pilihan terbaik adalah mengunjungi tempat ini saat musim kemarau tiba, yaitu sekitar bulan Agustus hingga September.

Untuk mencapai tempat ini, kamu bisa menggunakan bus dari terminal Sawangan dan mengambil jurusan ke Wadaslintang. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 45 menit, dan setelah itu kamu perlu mengunjungi Desa Erorejo yang berjarak tempuh 15 menit. Dari Desa Erorejo ini, kamu tinggal berjalan kaki mengikuti petunjuk arah yang ada hingga mencapai Lubang Sewu.

31. Wisata Air Kumejing

Pesona Kumejing merupakan destinasi baru yang saat ini dikembangkan Desa Kumejing Kecamatan Wadaslintang, yang berbatasan dengan wilayah Kebumen.

Desa ini bisa dibilang terisolasi, karena untuk menuju ke sana anda harus menaiki perahu disel dengan durasi waktu sekitar 20 menit dari Desa Erorejo. Saat berlayar, anda akan melihat panorama alam yang indah dengan bentangan view pegunungan yang menakjubkan.

Di bagian tepi waduk, terdapat hamparan sawah petani, bebatuan indah tersusun sangat rapi dan rimbunnya tanaman pegunungan yang mengitari waduk.

Jika anda berangkat sore hari, anda akan disuguhkan dengan pemandangan alam langit jingga menakjubkan, semburat matahari tenggelam (sunset) seperti terlihat di atas air waduk.

Pancaran cahaya matahari itu, seakan keluar dari bawah air waduk. Sementara jika anda berangkat pagi hari, anda akan disuguhkan semburat matahari terbit (sunrise) seperti keluar dari air waduk. Tentu hal itu sangat-sangat mengesankan bukan untuk dilihat.

Tak hanya itu, saat anda sampai di dermaga Kumejing, anda akan mendapat sambutan hangat pemerintah desa dan masyarakat dengan kesenian dan kuliner khasnya yang bernama bucu pendem, tempe kemul dan minuman kelapa muda.

Wisatawan yang datang juga bakal dimanjakan dengan wahana air dari Pesona Kumejing. Pengelola desa wisata tersebut memiliki wahana air banana boat. Untuk tarif yang dipatok oleh pengelola pun bisa dibilang cukup terjangkau.

32. Waduk Wadaslintang

Wisata Wadaslintang merupakan waduk terbesar di Asia Tenggara dengan luas sekitar 3.000 hektar. Menariknya waduk ini terletak di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Kebumen. Tepatnya di Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Cek lokasi pada goggle maps.

Selain dikenal dengan waduk terbesar, waduk ini memiliki banyak manfaat seperti pembangkit listrik, budidaya ikan nila, maupun irigasi.

Karena saking banyaknya keindahan yang ditawarkan dari Waduk Wadaslintang, banyak yang menganggap bahwa waduk ini adalah jelmaan mini dari Danau Toba yang menjadi ikon provinsi Sumatera Utara.

Diketahui bahwa Waduk Wadaslintang sudah ada sejak tahun 1988 yang dibangun dengan beberapa tujuan untuk masyarakat sekitarnya.
Pembangunan waduk ini dimulai pada tahun 1982 dan selesai pada tahun 1988 dengan memindahkan sembilan desa yang mencakup 7 ribu penduduk di perbatasan Kabupaten Kebumen-Wonosobo.

Tidak hanya itu saja, waduk ini juga dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata yang menarik saat berkunjung ke Wonosobo. Salah satu hal yang membuat Waduk Wadaslintang begitu menarik adalah keberadaan hutan pinus yang mengelilinginya. Adapun ditengah hutan pinus terdapat sebuah tempat yang selalu dicari-cari oleh para pengunjung untuk mengabadikan momen, yakni Lubang Sewu.

Buat yang ingin berkunjung, Waduk Wadaslintang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Gimana Sahabat Grisa, banyak tempat istimewa di Wonosobo yang belum Kalian ketahui kan? Semuanya mudah di akses dari Pusat Kota Wonosobo. Jangan lupa mampir ke lokasi perumahan Kami ‘Griya Satria Wonosobo‘ yah?

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Compare Listings

Silahkan klik disini
1
Hallo, silahkan hubungi Kami untuk informasi lebih lanjut